Setengah mati – setengah hati

Dengan malas-malasan Rein membuka pintu pagar Padeblogan. Tanpa sapaan yang biasanya ceria dan muka yang ditekuk, Rein duduk di depan Kyaine yang sedang bekerja dengan laptop kesayangannya. 

Rein : Lekum. Napa Paklik nyuruh aku ke sini? 

Kyaine : Waalaikumsalam Rein. Kene…kene.. Sini dekat Paklik sini.  Nggak napa-napa, Paklik cuman pengin ketemu saja, kata Bundomu  akhir-akhir ini kamu seperti kehilangan semangat ya? 

Rein : Aku capek Paklik, lelah banget. Segala hal yang berhubungan dengan UN benar-benar bikin aku stress. 

Kyaine : Yo wis, biar nggak sutris, terus kamu pengin ngapain? 

Rein : Aku pengin teriak kenceng-kenceng di pantai. Siapa tahu stressnya bisa ilang, tapi pantainya jauh sih. Bundo belum sempat nganter. 

Kyaine : Sabar aja,  nanti Bundo pasti ngajak kamu ke pantai. Sakjane,  apa sih yang kamu takutkan itu? Kemarin itu Paklik lihat kamu tekun banget pas siapkan diri mau hadapi UN 

Rein : Paklik kan tahu kalau aku nggak pinter-pinter amat, makanya kemarin itu aku berusaha setengah mati belajar dengan tekun. Semua kemampuanku rasanya sudah aku kerahkan. Tapi aku masih takut menunggu pengumuman nanti, aku takut nggak lulus. 

Kyaine : Takut? 

Rein : Takut banget paklik.

Kyaine : Ingat kalimat sakti punya Paklik, sapa sing tekun golek teken bakal tekan. Paklik salut pada usaha setengah matimu itu, tapi isih ono sing kurang, ada yang kurang gitu. 

Rein : Kurang gimana lagi sih? Paklik boleh tanya Bundo, kalau nggak percaya! 

Kyaine : Percaya.. percaya… Bukan yang itu, kalau tentang ikhtiarmu itu memang nggak diragukan lagi kok. 

Rein : Aku juga berdoa dan shalat tahajud. Dua-duanya  nggak pernah lupa dan ketinggalan. 

Kyaine : Bagus, tapi masih ada yang kamu lupa. Iki penting. Setelah ikhtiar dan berdoa, tugas kita berikutnya adalah bertawakkal . Tawakkal.

Rein : Ah ya tawakkal. Bundo pernah bilang seperti itu, tapi aku belum paham. 

Kyaine : Maksudnya, setelah semua usaha dan doamu itu sekarang saatnya untuk menyandarkan hasilnya kepada Gusti Allah. Kalau kita belum tawakkal itu namanya masih setengah hati. 

Rein : Usaha setengah mati itu masih setengah hati bila aku nggak tawakkal, gitu Paklik? 

Kyaine : Ho-oh! Masih setengah hati bila kita nggak melibatkan-Nya, nDuk. 

Rein  : Lalu, apakah tawakkal akan membuat hatiku tenang? 

Kyaine : Insya Allah Rein, insya Allah. Tawakkal akan membuang semua rasa lemah yang ada pada diri kita. Karena sesungguhnya nggak ada sesuatu pun yang berada dalam kuasa kita sebagai manusia.  

Rein : Kalau nggak tawakkal, manusia bisa ngelakuin hal yang aneh-aneh ya Paklik? Melakukan hal yang nggak jujur bahkan syirik. 

Kyaine : Yup. Nah itu kamu paham. Jadi nggak ada alasan lagi untuk cemberut sepanjang hari, bikin Bundomu cemas tahu?! 

Rein  : Ha.. ha.. Bundo cemas toh? 

Kyaine : Lha iyalah, Bundomu pasti sedih melihat burung murainya berhenti berkicau. 

Rein : Hmm, okelah Paklik, kalau gitu aku nggak usah ke pantai deh. Tapi mau numpang teriak di sini saja. Paklik nggak jantungan kan? 

Kyaine : ????!!!!

______________
Ditulis oleh : Rein