Hajinya Guru Ngaji

47

Kyai Cirebon itu hidupnya dari dan untuk mengaji. Orang yang garis hidupnya begitu, umumnya tidak boleh tergoda harta. Atau ajarannya akan jadi basi, dan semua muridnya juga basi.

Makanya Kyai Cirebon itu miskin. Saking miskinnya, kalau mau main ke rumah sahabatnya di Jatibarang, bolak-balik Cirebon-Jatibarang berjalan kaki.

Jatibarang yang di Brebes, lho ya? Jaraknya 70 kilometer!

Suatu kali, Kyai Cirebon gerah, merasa Tuhan memanggilnya Haji. Semua tahu, saat Tuhan Yang Maha Cerewet memanggil, kita hanya bisa menjawab dengan Labbaik.

Maka Kyai Cirebon pergi ke Jatibarang untuk minta didoakan agar rezekinya cukup lancar untuk berangkat haji.

Kyai Jatibarang pun tertawa meledek – antara sahabat, ledek-meledek adalah harta – “Koen ke Jatibarang aja jalan kaki, mau ke Mekkah jalan kaki juga?”

Kyai Cirebon nyengir. Dia yakin dirinya telah dipanggil. Dan dengan cara halal apapun harus menjawab Labbaik. “Pokoknya doakan!”

* * * Continue reading