Herder Galak yang Menyalak

Suatu pagi yang cerah di Padeblogan. Ketika matahari bersinar terang, burung bernyanyi dan ilalang berseri, namun mendung justru menggelayut di wajah Rein yang tak seberapa manis itu.

“Paklik, aku sekarang lagi beteeee banget. Kalau kata Inyiak Surau ini namanya bete takewer kewer, gimana siyh cara ngilanginnya?” tanya Rein memelas.

“Hmmm..”  Kyaine hanya mengangkat wajahnya sebentar, lalu kembali tenggelam di balik bukunya.

“Pakliiiiiiikkkk..!” Rein mulai menjerit, “ditanya kok cuek siyh? Huh, aku pulang nih!”

“Gampang wae Rein,” Kyaine bersuara sambil menyeruput jus tomatnya, “nekjika ketemu sama herder yang galaknya minta ampun apa yang kamu lakukan?”

“Kalau herdernya menyalak, ya aku bales marahin lagi, kalau perlu kulempar batu,” jawab Rein.

“Emangnya kalau dibales, herdernya lalu pergi, minggat gitu?” Kyaine meletakkan buku di meja.

“Hmm, ya engga juga siyh Paklik, justru biasanya makin galak,” tukas Rein.

“Nah tu nyadar, jadi baiknya piye?” Kyaine mencomot sepotong roti bakar sisa semalam.

“Aku lari aja deh..,” jawab Rein.

“Lah, bukannya kalau lari malah bakalan dikejar dan digigit sama tu herder?!” Kyaine berlagak melotot.

Rein tambah merengut, “Paklik ni gimana siyh? Aku jadi makin pusing. Orang mau curhat malah dikasih soal tentang herder!”

“Xixixi.. yo wis tak kasih tahu, cara yang paling gampang tur cespleng adalah kamu teriak keras-keras panggil yang punya herder,” kata Kyaine dengan mimik lucu.

“Trus..?” Rein menyimak.

“Yang punya  herder pasti muncul, dengan sedikit isyarat saja seperti siulan atau jentikan jari anjingnya langsung diam deh. Kamu paham sekarang?” kata Kyaine lagi.

Sekejap mata Rein langsung berbinar, “Owh, aku paham Paklik! Kalau aku lagi bete itu artinya  ada herder yang menyalak di hatiku.”

“Yupp, pinter tenan,” Kyaine mengacungkan jempol.

“Tapiii.. apakah herder yang ituh ada pemiliknya?” tanya Rein.

“Menurut lo, siapakah Sang Pemilik segala sesuatu? Siapa sebenarnya yang kirim rasa sedih dan bahagia  ke hatimu?” pancing Kyaine.

“Ah ya, Sang Pemilik segala sesuatu. PadaNya-lah aku akan meminta tolong, Dengan sekali jentikan jari saja semua herder di hatiku pasti langsung diam, dan betenya ilang deh, gitu kan Paklik?” Rein tersenyum.

“Siipp.. ternyata kamu lumayan jenius juga, seperti ibumu,” puji Kyaine.

“Eh, Paklik, sekarang juga betenya udah ilang loh.. makasih ya!” kata Rein dengan riang.

“Hmm..,” Kyaine tak bergeming, kembali sibuk dengan bukunya.

Saat Rein dalam perjalanan pulang ke Istana Hujan, tiba-tiba ada SMS masuk.

Kyaine : Nduk, tadi itu rapalane opo seh? kok ‘herder’nya bisa langsung diam?
Rein :  Gampang kok Paklik, T.A.’.A.W.U.D.Z saja..!

_______________
Ditulis oleh : Rein

61 thoughts on “Herder Galak yang Menyalak

  1. ada 3 hal,

    1. Herdernya yang digambar itu keliatannya jinak, tapi mungkin kadang jadi galak klo ngga diperlakukan sebagaimana mestinya.. begitu ya rein?

    2. Hmm, klo lagi ada ‘herder’ galak yang menyalak didalam hati, ta’awudz saja.. ok, siippp..!

    3. Tulisan Rein bagus kok, buktinya bisa jadi artikel tamu di Padeblogan.. heibaatt

    • bisa jd, gadis dan herder di gambar itu sdh tersahabat. dia sdh bisa mengendalikan tingkah polah dan kegarangan si herder.
      tentunya untuk mencapai kemampuan seperti itu (pengendalian herder di hati), seseorang sdh paham benar hakikat dr rapalan ta’awudz tersebut
      .-= Meksa punya artikel menarik dengan judul ..New Theme: Inuit Types =-.

    • @nakjaDimande : untuk bisa menjinakkan herder itu tentu kita harus kenal dulu dengannya, tau kebiasaannya, tau apa yang dia suka atau tidak, entar lama-lama pasti jinak deh 🙂

      @ Meksa : benar mas, harus tau dulu apa hakikat ta’awudz tersebut.. bukan mantra simsalabim. Makasi atas tambahannya ya. **perasaan aku kenal sama mas, ngga punya blog ya? sampeyan itu pasti fansnya kyaine, anggota KFC juga?

      @Hari : iya itu mirip videoklipnya Cucak Rowo – Didi Kempot.. sering nonton ya mas?

      • Rein, org macam aku banyak di sekitar Padeblogan, nggak punya blog tp jd anggota KFC. tiap saat aku bisa bertemu dng kyaine loh 🙂

  2. Cerita aja, dulu sekitar tahun 2004 ketika di jakarta, setiap keluar rumah selalu disambut oleh gonggongan anjing ( saya gak tahu jenisnya tapi gede juga) yang menyalaknya bikin kaget. Pertama hanya di dalam hati, ya udah kok ya namanya juga hewan.
    Suatu ketika saya pernah pagi-pagi bukannya pikiran cerah tapi gundah. Ketika keluar rumah saya disambut lagi tu sama gogongngan tidak manisnya. Lantas saya balas dengan umpatan ala bahasa jawa yang menyebut hewan itu dengan kasar tentunya. yang marah yang empunya yang konon orang surabaya.
    Namanya juga anjing Mas, katanya kenapa harus ikut marah. Akhirnya karena suasana hati lagi emosi, sayapun menjawabnya “lha saya marah ke anjing kok situ yang sewot”. Kami bertengkar. Gara-gara anjing.
    Sampai melibatkan pak RT yang kebetulan mendengar karena rumahnya bersebelahan dengan sang pemilik anjing itu.
    Akhirnya ya saya mengalah Gus … he he … (pendatang baru gak berani protes lebih).
    Betul setuju, kita serahkan kepada Sang Pemilik.
    Akhirnya, dengan sabar tiap pagi saya harus menyapa dengan mesra tuh herder. Tidak dengan emosi lagi. Ketika dia menggonggong saya berhenti sebentar. Saya bilang “aku tidak kaget lagi lho” …. Suatu saat kedengaran lagi sama pemiliknya, eh dia tetap sewot, dan salah terima lagi. Lantas kami berdebat lagi.

    Trims … artikel yang membuat saya teringat masa-masa lucu selama beberapa tahun selalu disambut suara menyalak di tiap pagi 🙂

    wakakak … sekali-sekali panjang ah komen di sini.
    .-= yayat38 punya artikel menarik dengan judul ..Install WordPress dengan Softaculous =-.

    • Anjing itu biasanya sensitif sama suasana hati kita, dia bisa nangkap frekuensi hati kita lagi cemas atau marah.. Anjing menyalak itu tanda ia merasa terancam, rasa cemas kita kadang ditangkapnya sebagai frekuensi marah. Makanya klo kita takut lari terbirit-birit anjing malah makin semanagt mengejar dan menggigit kita. **Rein punya pengalama bertahun-tahun punya peliharaan anjing untuk berburu. Jadi lumayan ngerti kelakuannya. Paman yayat lain kali pake sepeda aja jadi biar kaburnya gampang :mrgreen:

    • Hwaa, senangnya rein akhirnya ketemu mas soewoeng sesama pawang anjing.

      filosofinya sama banget mas, rein dapat denger pertama kali dari Abdullah guru rein sudah cukup lama. Setahun yang lewat sudah pernah ditulis pada blog rein yang lain. kali ini pengen nulis dengan gaya bahasa ABG sesuai usia Rein.

      makasih mas, salam kenal ya 🙂

  3. Rein selamat atas herdernya yang akhirnya menjinak,,, heheheheeh

    Rein kalo lage ada herder di hatimu *teriakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk* aja sekenceng mungkin.

    terkadang kan butuh teriakan keras menjinakkan herder itu..

    hahhaahhahaa

    tapi kalo herder beneran di teriakin… Yakin deh,, dia bakalan lariiiiii.. lari mendekatimu dan sekali gigit, jadi compang camping…
    .-= jumialely punya artikel menarik dengan judul ..Special Thanks =-.

  4. Pingback: TA’AWUDZ « nakjaDimande

  5. jadi inget ceritanya ustad taufik nur kemaren waktu di al azhar,kurang lebih ceritanya sama. tapi diibaratkan kita mau pinjam uang sama orang kaya,di depan pagar ada anjing yg galak.

    makanya kita pencet bel biar yg punya rumah keluar,terus dia yg menjinakkan anjing2 galak tersebut deh.

    nah kalopun kita gak kenal pemilik rumah itu,kita cari teman yg kenal,kalo belum cari lagi yg mungkin kenal dengan orang yg kenal itu,dan seterusnya (ini perumpamaan bahwa kalo kita belum bisa langsung ke Allah berarti ,kita dekat dengan rasulNYA,kalo belum kepada para wali dan sahabat,dan seterusnya , dstnya )

    nice story 🙂
    .-= didot punya artikel menarik dengan judul ..Berteduh sejenak =-.

    • Benar om Didot, rein belajar mengenal Tuhan lewat guru dan para sahabat semua, lewat om didot juga.. tapi Rein pengennya kalo ngobrol langsung ajah sama Tuhan engga pake perantara. Kira-kira Tuhan mau kan ya Om?

  6. Ada herder di hatiku.
    Hhhhmmm betul juga ya, hanya kita sendiri yang mampu menjinakkan diri kita. Orang lain yang beratensi hanya membantu saja, tanpa ijin dari kita pun herder itu tetap bercokol di dalam diri kita.

    Gough. Eh salah, good dink 🙂

    Salam bentoelisan
    Mas Ben

  7. Dik Rein ternyata bagus juga, hasil tulisannya bisa masuk ke Padeblogan Kyaine bukan karena KKN.. 😎
    *** hanya nggak abis pikir knapa Aa Pyan disamain sama herder itu? 😀

    • Aa Pyan, Meskipun Rein adalah ponakan Paklik Gus yang paling manis tetap saja tulisan ini harus melalui seleksi . Dan dibantu edit-in juga, hhehhe… Besok-besok Rein mau belajar nulis yang lebih baik. doakan ya A..

      **Aa Pyan lebih mirip Simon Templar drpd herder.

  8. hmm.. indah sekali perumpamaannya….

    aku juga sering bete, dan parahnya, sering sekali yang pertama aku lakukan adalah menuliskannya di blogku..atau malah bengong ga karuan… 😦 setelah itu, sobat2 mengingatkan.. dan baru… ‘tring…!!’ aku teriak sekencang-kencangnya agar pemilik bete di hatiku mengambil jauh-jauh bete itu…

    *untuk rein tersayang, semoga lulus di seleksi nasional masuk PTN nanti ya…. amin..
    .-= ceuceu punya artikel menarik dengan judul ..Lalat vs Semut #2 =-.

    • gpp Ateu, rein juga suka bengong kok.. **Bundo seringnya sibuk, untung ada Paklik 😀
      para sahabat juga adalah perpanjangan tangan Tuhan dalam memberikan kasih sayang-Nya buat Ateu.

      makasi doanya ya Ateu Ceuceu, semoga persiapan Rein lancar ya, amin.

  9. percakapan ringan yang sarat makna. Herder ga perlu dilawan cukup teriak manggil yang punya herder. Dijamin herder tunduk ga nyalak lagi.. Fenomena seperti itu banyak sekali terjadi dalam lingkungan sosial kita. Herder pasti lebih galak dari pemiliknya, Herder hanya simbol dari arogansi akan menimbulkan banyak masalah jika melawannya., setidaknya lawan dengan kecerdasan dan trik yang tepat..
    .-= mahesapandu punya artikel menarik dengan judul ..Sepenggal itu sebuah pembunuhan =-.

  10. ooo… kirain tadi tulisan si empunya blog..
    ternyata penulis tamu too…

    masih anak sekolah lagi hebat euy…

    lucu juga ketemu herder dibacain ta’awudz.. 🙂
    .-= anna punya artikel menarik dengan judul ..Tukang Parkir =-.

Leave a reply to Rein Cancel reply