Karnaval Blog: Minum Teh Bersama Ibu (MTBI#4)

Milikku Seperenam

Oleh: Uda Vizon

Ketika kau telah memutuskan untuk menikah, maka saat itulah dirimu sudah tidak lagi jadi milikmu sepenuhnya. Bagilah jiwa dan ragamu sebanyak anggota keluargamu.

Kita perlu memiliki kontrol akan diri kita, sehingga tidak mudah terperosok dalam liang kenistaan. Salah satu alat kontrol yang efektif menurutku adalah kesadaran akan adanya jiwa-jiwa lain selain jiwa kita yang menggelayut dengan diri kita, yakni keluarga.

Aku, setelah memiliki istri, bertekad dalam hati untuk membagi jiwa dan ragaku menjadi dua. Setengah untuk istriku dan setengah lagi untuk diriku sendiri. Namun, begitu punya anak, maka pembagian itupun berubah. Dengan empat orang anak yang kami miliki, maka itu berarti dalam rumah kami ada 6 jiwa; aku, istriku dan keempat anakku. Dengan demikian, maka aku bagi jiwa dan raga ini menjadi enam bagian. Lima perenam kuberikan dan kucurahkan bagi istri dan anak-anakku, sementara yang seperenam lagi barulah milikku sepenuhnya.

Oleh karenanya, sebagian besar dalam diriku ini adalah hak keluargaku, dan hanya sedikit yang menjadi milikku sendiri. Kesadaran ini sengaja kubangun sebagai benteng dan pengingat diriku ketika ada godaan mendekati. Sebagai contoh, ketika ada godaan untuk melakukan tindakan yang akan merusak kesucian diri, lima perenam diriku segera mengingatkanku untuk tidak melakukannya. Ada banyak suara di benakku yang melarang untuk itu. Seolah mereka berkata: “Ingat, ada lima jiwa yang akan terancam dan rusak karena perbuatanmu ini”. Dan alhamdulillah, godaan itu pun dapat kutepis.

Pemikiran ini bukan muncul begitu saja. Ada yang menginspirasiku, yaitu Ibuku tercinta. Ibuku adalah seorang perempuan kuat dan tegar yang pernah kukenal. Seluruh hidupnya diberikan untuk kami, anak-anaknya. Bahkan, di senja usianya pun, beliau masih memberikan waktunya untuk sang cucu.

Seperti yang pernah kuceritakan dalam postinganku berjudul “Adikku”, aku 8 bersaudara, 7 di antaranya adalah laki-laki. Terbayang kan betapa hebohnya rumah kami ketika masa kanak-kanak? Tidak ada satupun ruang di rumah kami yang bebas dari tangan jail kami. Di mana-mana ada saja yang berantakan. Belum lagi pertengkaran-pertengkaran antara kami yang tentu saja dapat menyulut emosi orangtua kami.

Ibuku, menjalankan itu semua sendirian. Mengurus kami dan rumah tanpa bantuan asisten rumah tangga sama sekali. Paling hanya urusan mencuci pakaian dan menyetrika yang beliau perbantukan kepada orang lain. Belum lagi beliau harus membantu ayahku di rumah makan kami, mengontrol juru masak atau hal lainnya yang berkaitan dengan kualitas masakan.

Namun, tak pernah kudengar keluhan dari mulut beliau. Suatu ketika, kucoba tanyakan kepada beliau mengapa beliau bekerja begitu keras dan nyaris tanpa istirahat. Beliau menjawab: “Jiwa dan raga Mama ini sepenuhnya untuk kalian”.

Kalimat itu terus terngiang di benakku, sampai saat ini. Dan kalimat itu pun yang menginspirasiku untuk melakukan hal yang sama terhadap keluargaku.

Ibuku memang kuat dan tegar. Aku selalu merindukan berada di dekatnya. Duduk bersama di teras depan rumah kami ketika sore menjelang, menikmati secangkir kopi atau teh dengan panganan ringan yang selalu beliau sediakan adalah sebuah momen yang selalu memanggilku untuk pulang. Aih… semoga masih banyak waktuku untuk dapat menikmati cinta suci dari Ibuku…

“Mama, terima kasih atas petuah dahsyatmu. Terima kasih atas kehangatan cintamu. Terima kasih atas segalanya….”

 

Catatan Kyaine:
Ketika membaca artikel Uda Vizon ini sayup-sayup terngiang lagu Rinto Harahap yang berjudul Mama, dengan penggalan syairnya: seluruh jiwa ragaku/segalanya untukmu mama/janganlah ku dengar lagi engkau menangis/badanmu kurus dan letih/biarlah tidur dan bermimpi/mimpikanlah hari ini akan berganti/kaulah nadi hidupku mamaku/hapuslah air mata dari pipimu/cantiknya raut wajahmu mamaku/berilah senyum/senyum yang indah di bibirmu. Ucapan ibunda demikian tertancap kuat di dalam benak Uda Vizon, dan sepertinya menjadi filosofi hidupnya, perhatikan kalimat pertama artikel ini: Ketika kau telah memutuskan untuk menikah, maka saat itulah dirimu sudah tidak lagi jadi milikmu sepenuhnya. Bagilah jiwa dan ragamu sebanyak anggota keluargamu.
Setiap ibu punya petuah dahsyat bagi kebaikan dan masa depan anak-anaknya. Nyuwun sewu, termasuk ibu Anda bukan?

69 thoughts on “Karnaval Blog: Minum Teh Bersama Ibu (MTBI#4)

  1. ya, ketika menikah, maka seolah ada dilema. antara bakti yang mungkin makin berkurang, disertai tanggung jawab pada keluarga baru yang makin bertambah. tapi memang begitulah. orang tua membesarkan kita, lantas kita meninggalkan mereka begitu sahaja (?). yang bisa kita lakukan hanyalah mendoakan mereka sekaligus berusaha menjadi seorang manusia yang baik. bukankah seorang anak adalah termasuk hasil usaha orang tua?

    • Menjadi manusia bertanggungjawab kepada keluarga adalah salah satu cara wujud bakti kita kepada orangtua, terutama Ibu. Dengan keluarga yang aman dana damai, tentulah akan membuat Ibunda kita bahagia. Karena, bahagianya ada pada bahagia kita… 😀

  2. Salam Takzim
    Menjumpai artikel ini terutama pada kalimat “jiwa dan raga Mama ini sepenuhnya untuk kalian” menetes air mata ini, teringat ibuku, yang telah tiada 7 tahun ditinggal Ayah ibuku tetap tegar membagi kasihnya kepada 7 putra/putrinya termasuk aku. Jadi ga bisa komnetar banyak hikhikhik, sedih ingat ibu.
    Salam Takzim Batavusqu
    .-= Batavusqu punya artikel menarik dengan judul ..Ritual Malam Satu Suro =-.

    • salam takzim juga mas batavusqu…
      juga salam hormat yang setinggi-tingginya buat ibunda. semoga beliau senantiasa diberi kesehatan dan kebahagiaan oleh Yang Maha Kuasa… 🙂

  3. Maap belum ngucapin selamat kepada uda Vision, eh memang penulis orang padang apa?
    Masih ada mata acara lain di MTBI satu tiket sudah kau dapat untuk masuk ke arena rapat,
    Sukses ya bro!
    Salam Takzim Batavusqu
    .-= Batavusqu punya artikel menarik dengan judul ..Ritual Malam Satu Suro =-.

  4. Subhanallah, sebuah petuah yang sangat dalam makna dan pengaruhnya…
    Saya fikir ketika kita terlahir ke dunia ini, kita memang tidak seutuhnya menjadi milik kita sendiri…
    Ketika kita masih lajang tentunya pengaruh keluarga terutama ayah ibu, dan saudara-sudara memberikan warna tersendiri dalam perilaku kita sehari-hari. Dan ketika kita sudah menikah maka istri/suami dan anak-anak merupakan jiwa-jiwa lain2 yang juga memiliki hak terhadap diri kita, dan menjadi bagian yg tak terpisahkan dari diri ini…

    Tulisan ini sangat mencerahkan…terima kasih uda Vizon, dan Pakgus yg telah memilih tulisan ini…
    .-= RitaSusanti punya artikel menarik dengan judul ..Jejak-jejak Langkah Kita =-.

    • Terima kasih juga Mbak Rita atas apresiasinya…
      Keluarga yang kita miliki setelah menikah itu adalah tanggungjawab kita, dunia akhirat. Maka, adalah niscaya bagi kita untuk memperhatikan mereka semaksimal mungkin. Mereka yang melakukan pengkhianatan lembaga rumah tangga karena masih memiliki egoisme yang sangat tinggi…
      Semoga kita termasuk orang-orang yang memegang komitmen dengan penuh tanggungjawab… 🙂

    • bukan lomba mbak marlina, tapi karnaval… dan tulisan yang terpamapang di sini adalah yang terpilih oleh sang empunya blog berdasarkan seleranya sendiri. jadi, tidak ada yang menang maupun kalah… 😀
      Terima kasih atas apresiasinya ya…
      .-= vizon punya artikel menarik dengan judul ..hijrah =-.

  5. dalam sebuah hadits (saya nggak tahu shahih atau bukan), untuk mendahulukan ibunya dari pada isterinya, artinya Ibu tetap menjadi bagian hidup anak laki-laki ketika sudah beristeri. kenyataanya memang begitu. apalagi ketika ayah sudah meninggal. kalau dia bisa menyayangi ibunya, pasti akan lebih bisa menyayangi iterinya.

    tulisan uda sangat menarik dan reflektif, mengingatkan kita semua agar pada diri kita juga melekat keluarga besar kita.
    .-= Badruz punya artikel menarik dengan judul ..Bahasa Baru =-.

    • mantan istri ada mas badruz, tapi mantan ibu, takkan pernah ada….
      sebetulnya tidak ada dari keduanya yang lebih utama dari yang lain. semua ada tempatnya masing-masing.
      kepada istri, kita bertanggungjawab, sementara kepada ibu, kita berbakti… 🙂
      soal hadis itu, nanti kita bahas, ok…

      terima kasih atas apresiasinya ya

    • terima kasih Om…
      sesungguhnya sulit bagiku untuk mengapreasiasi kemuliaan ibu melalui kata-kata. sepertinya tidak ada kata-kata yang pantas untuk mewakili perasaanku terhadap beliau. kemuliaannya, jauh di atas apa yang kuungkapkan… 🙂

  6. ”jiwa dan raga mama ini untuk kalian”
    kalimat yang langsung membuat saya menangis.
    begitu besarnya kasih sayang dan jerih payah mama utk anak2nya.
    semoga Mamanya inyiak, selalu diberikan kesehatan olehNYA, amin.
    Selamat ya inyiak telah terpilih dlm acara ” minum teh bersama ibu” ini.
    salam.
    .-= bundadontworry punya artikel menarik dengan judul ..Kasih Sayang. =-.

    • Bunda tentu sangat merasakan bagaimana perasaan seorang Ibu. Dan saya yakin, Bunda juga memiliki prinsip sama seperti Mama saya…

      Terima kasih atas apresiasinya Bunda… 🙂

    • Maaf mas batavasqu… saya beberapa hari ini sedang banyak pekerjaan, sehingga tidak mengetahui kalau artikel saya terpilih oleh Guskar…
      Salam takzim juga… 😀

    • Berkeluarga bukan sekedar menyatukan dua insan dalam cinta, tapi juga melahirkan konsekwensi yang tidak kecil. Kesadaran akan tanggungjawab itu, merupakan salah satu cara untuk mengekalkannya… 😀

  7. Salam Takzim
    Eh iya maap kelupaan
    Karena nanti malam ada pergeseran tahun
    izin menyampaikan kepada para sahabat yang telah hadir maupun yang akan hadir pada MTBI#4
    Selamat Tahun Baru Islam 1431H, semoga tahun baru ini keselamatan terus diberikan oleh Gusti Allah Amin
    Salam Takzim Batavusqu
    .-= batavusqu punya artikel menarik dengan judul ..Ritual Malam Satu Suro =-.

  8. segalanya tentang sosok Ibu..
    memang memberikan kelembutan bagi jiwa yang maskulin ini
    memberikan tetes embun di musim kemarau
    yang meranggas di tanah tandus ini
    tetesannya… terasa sejuknya…

  9. bener2 terharu, aq gak bisa membayangkan menjadi ibu yang mengurusi 8 anak. Bahkan ibuku yang mengurusi aq sama kakakku ajah aq sudah kasian melihatnya.

    Aq juga pernah mendengar ibuku berkata, semuanya demi anak-anakku…. sungguh aq terharu mendengarnya….
    .-= vie_three punya artikel menarik dengan judul ..Di Bangku Sudut Taman itu =-.

    • Saya juga tak dapat membayangkan betapa repotnya beliau mengurus kam berdelapan. Saya saja sudah merasa kewalahan mengurus empat orang anak…
      Namun, berapapun jumlah jiwa yang ada dalam tanggungan kita, marilah menjaganya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan serta kesadaran bahwa ada jiwa yang menggelayut di pundak dan lengan kita… 😀
      .-= vizon punya artikel menarik dengan judul ..hijrah =-.

    • benar mas dasir, sangat repot… oleh karena itulah, saya takkan mampu untuk mengkhianati cinta suci beliau dan terus berusaha membahagiakannya… 🙂

      terima kasih ya…
      .-= vizon punya artikel menarik dengan judul ..kopdar jogja =-.

  10. Petuah ibu itu dahsyat sekali guskar, meskipun satu kalimat namun melingkupi seluruh kehidupan yang dijalani. Sungguh beruntung uda Vizon mendapatkan petuah itu dari ibunda.
    .-= mandor tempe punya artikel menarik dengan judul ..ESD (part II) =-.

  11. saya gemeterrr waktu baca postingan ini..
    saya termasuk seorang bujang yang merindukan seorang isteri *tentunya isteri yang dinikahi sendiri nantinya.
    dan baru, baruuu saja tersadar bahwa nantinya diri ini bukan milik pribadi seorang, melainkan milik isteri dan keluarga..
    .-= hafid algristian punya artikel menarik dengan judul ..Nista, Ibu Berdusta? =-.

  12. Gus… saya tersanjung sekali, tulisan ini akhirnya termasuk salah satu yang terpilih. Terima kasih banyak… Maaf nih, hari-hari ini agak banyak pekerjaan, sehingga gak sempat BW. Agak kaget juga malam ini, ketika menyambut pergantian tahun Islam, tulisan saya muncul di blognya Guskar. Sekali lagi, terima kasih…

    Sekarang, mulai merespon satu persatu komentar teman-teman ya… 🙂

    • Ini hadiah Tahun Baru yang sangat indah
      Dari Seorang Mas Guskar kepada Uda Vizon
      Dua orang nara blog yang saya kagumi …

      This is the beauty of Blogging

      Salam saya

    • Sang Maha Cinta telah memenuhi hati kita dengan cinta. Tugas kitalah untuk membagi dan menempatkan dimana cinta itu akan diberikan… Semoga cinta yang kita bagi, ada pada tempat yang tepat ya Pak… 🙂

  13. Uda Vizon selamat ya..
    Sangat berbahagia sekali uda punya Mama yang penuh totalitas dalam mendidik anak-anaknya. Tak ada hardikan tapi petuah dahsyat. Salam hormatku buat Sang Mama..

  14. Salam silaturahim dari Lereng Muria
    Cah Ndeso ingin mengucapkan SELAMAT TAHUN BARU HIJRIYAH 1431 H

    Semoga kita tetap semangat untuk ngeBlog, tetap memperkuat tali silaturahim dan juga tak lupa untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh SWT dengan menjalankan syariat-Nya

    Amiieenn
    .-= cah ndeso punya artikel menarik dengan judul ..Memperkecil Kaskus Emoticon =-.

  15. prinsip hidup yang baik pastinya akan membawa dampak yangbaik pula bagi diri kita pribadi…
    saya suka sama pemikiran kakak…
    namun, yang terpenting adalah semua bagian dari hidup kita hanyalah untuk ALLAH SWT…

    eh ya…

    sekalian kalau kakaknya mau tuker link sama aku..
    hehehehehehe..
    terima kasih,,
    .-= Napi.. punya artikel menarik dengan judul ..Ujung kota Surabaya =-.

Leave a reply to vizon Cancel reply